Adik Bunuh Kakak di Maros, Karena Larang Bawa Pacar ke Rumah
Maros, Sulawesi Selatan – Sebuah peristiwa tragis menggemparkan warga Dusun X, Desa Y, Kecamatan Z, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. c, AM (30), hanya karena persoalan sepele. Pemicunya diduga kuat adalah larangan korban agar pelaku tidak membawa pacarnya ke rumah. Insiden memilukan ini menambah daftar panjang kasus kekerasan dalam keluarga yang seringkali berawal dari hal-hal kecil.
Peristiwa nahas ini terjadi di kediaman korban dan pelaku di Dusun X, Desa Y, Kecamatan Z, Kabupaten Maros. Berdasarkan keterangan saksi dan hasil penyelidikan awal kepolisian, pertengkaran antara kedua saudara kandung ini terjadi pada Senin malam, 7 April 2025, akibat pelaku yang bersikeras ingin membawa pacarnya ke rumah, namun dilarang oleh korban. Diduga, larangan tersebut memicu emosi pelaku hingga berujung pada tindakan kekerasan yang fatal.
Kronologi singkat kejadian: Pelaku yang kalap setelah adu mulut sengit dengan korban, mengambil sebilah parang dari dapur. Tanpa terkendali, AB menyerang AM yang saat itu berada di ruang tamu. Korban sempat berusaha menghindar dan berteriak meminta tolong, namun serangan pelaku yang membabi buta mengenai beberapa bagian tubuh vital. Warga sekitar yang mendengar keributan segera mendatangi lokasi kejadian dan mendapati korban sudah tergeletak bersimbah darah. Pihak kepolisian yang menerima laporan dengan cepat tiba di lokasi untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengamankan pelaku yang masih berada di lokasi kejadian dalam keadaan linglung.
Motif utama dalam kasus adik bunuh kakak di Maros ini diduga kuat adalah emosi yang tidak terkontrol dan ketidakmampuan dalam menyelesaikan konflik secara damai. Persoalan larangan membawa pacar ke rumah seharusnya dapat diselesaikan melalui komunikasi yang baik. Namun, sayangnya, hal tersebut berujung pada tindakan brutal yang menghilangkan nyawa seseorang.
Kejadian tragis ini menjadi pengingat akan pentingnya pengendalian diri dan kemampuan manajemen emosi, terutama dalam interaksi antar anggota keluarga. Hal-hal sepele jika tidak dikelola dengan baik dapat memicu pertengkaran hebat dan bahkan berujung pada kekerasan. Peran keluarga dalam menanamkan nilai-nilai kesabaran, toleransi, dan penyelesaian masalah secara musyawarah menjadi sangat krusial.