Tragis, Ular Piton Telan Lansia 74 Tahun di Sulawesi Selatan
Warga Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, digegerkan dengan kejadian tragis yang menimpa seorang lansia berusia 74 tahun bernama Wa Tiba. Nenek Wa Tiba ditemukan tewas di dalam perut seekor ular piton besar berukuran 4.5 meter pada hari Jumat, 7 Juni 2024, setelah dilaporkan hilang sejak Kamis sore, 6 Juni 2024, saat pergi ke kebunnya yang berjarak sekitar satu kilometer dari rumahnya tempat dia tinggal.
Kejadian mengerikan ini bermula ketika keluarga korban merasa khawatir karena Wa Tiba tak kunjung pulang hingga malam hari. Setelah melakukan pencarian bersama warga dan aparat desa, mereka menemukan jejak-jejak kaki dan senter milik korban di sekitar kebun. Kecurigaan muncul ketika mereka melihat seekor ular piton dengan ukuran sangat besar dan perut yang membengkak tidak jauh dari lokasi penemuan senter.
Kapolsek Lohia, AKP Arman, yang dikonfirmasi pada Sabtu, 8 Juni 2024, membenarkan adanya kejadian tersebut. “Setelah dilakukan penangkapan dan pembelahan perut ular piton tersebut, ditemukan jenazah korban di dalamnya,” ujar AKP Arman. Proses evakuasi jenazah korban dari dalam perut ular dilakukan dengan hati-hati oleh warga dan petugas kepolisian yang tiba di lokasi kejadian.
Berdasarkan keterangan warga dan pihak kepolisian, ular piton yang menelan korban diperkirakan memiliki panjang sekitar tujuh meter. Lokasi kebun korban memang dikenal sebagai habitat berbagai jenis reptil, termasuk ular berukuran besar. Kejadian tragis ini bukan pertama kalinya terjadi di Indonesia, di mana sebelumnya juga terdapat beberapa kasus serupa yang melibatkan ular piton dan manusia.
Pihak kepolisian mengimbau kepada masyarakat, terutama yang beraktivitas di area perkebunan atau hutan, untuk selalu berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan terhadap keberadaan hewan liar, terutama ular berukuran besar. Disarankan untuk tidak beraktivitas sendirian di area yang rawan dan selalu membawa alat pelindung diri. Jenazah Wa Tiba telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. Kejadian ini menjadi pengingat akan bahaya yang mungkin timbul dari interaksi antara manusia dan alam liar.